ANGKATAN BALAI PUSTAKA
Puisinya berupa syair dan pantun.
Jalan-jalan ke kota solo
Tak lupa ke tawangmangu
Hai gadis berambut kribo
Bolehkah aku mengenalmu
Gulali rasanya manis
Bila dimakan rasanya jambu
Engkau gadis berparas manis
Sungguh aku rindu padamu
ANGKATAN PUJANGGA BARU
Sebagian besar puisi empat seuntai
Masa lalu
Teringat-ingat juga
Kenangan masa lampau
Menghilang dan muncul juga
Yang dulu selalu ku rindu
Membayangkan suka
Di masa indah dulu
Membuat hati merana
Sungguh aku merindu
ANGKATAN 45
Puisinya bebas, tak terikat pembagian bait, jumlah, baris, dan persajakan.
Wanita penebar dusta
Kunang-kunang malam berterbangan di antara taburan bintang
Seakan menyulam heningnya malam yang kelam dan semakin menghitam
Seperti jalan yang selalu di lalui tapi tak pernah diakui
Desis ombak kian indah dan dinginnya malam itu tak kurasa
Hatiku suka penuh seri
Namun galau hati kian tak terkendali
Senyummu hanyalah sebuah ilusi
Dan harapan yang kujalani hanyalah fiksi
Indah kisah cinta yang kudapatkan lembut berbisik kian menggoda harapan
Kini hanya di temani kenangan manis meski hanya membuat teriris dan menangis
Ku rangkaikan kata-kata ini hanya untukmu
Dalam kumpulan bait-bait puisiku
Sebagai bukti kasih sayangku
ANGKATAN 66
Ada gambaran suasana muram karena menggambarkan hidup yang penuh penderitaan.
Kaum tertindas
Dinginnya malam ini
sudah kurasakan sebelum-balumnya
hingga aku tidak tahu harus sapai kapan seperti ini
tidur beratap langit dan beralas seadanya
pagi datang dengan cepatnya
saatnya mengais rupiah demi sesuap nasi
aku ini orang kaya
walau tak punya harta
daripada pemimpin yang senang korupsi
ini lah nasip kami yang tertindas
lihatlah kami disini yang terzolimi
wahai pemimpin negeri koropsi itu tidak pantas
ANGKATAN 70
Banyak mengungkapkan kehidupan batin religius.
Doa
Tuhan saat ini aku berdoa kepadamu
Rintihan semua hidupku
Kabulkanlah doaku
Yang ku panjatkan di setiap sholatku
Aku linu aku pilu
Teringat aku kepada orang tuaku
Jagalah ia dijlanmu
Doaku untuk orang tuaku yang menyayangiku
ANGKATAN 2000
Selaras dengan bentuk tipografi baru, banyak diciptakan puisi dengan corak bait atau nirbait (tidak menggunakan system pembuatan bait-bait)
Derita
Kau datang membawa luka
Kau pergi merampas kisah
Membuatku kaku penuh nyilu
Sesak di dada menangis di sukma
Sakit hati ini
Perih memang
Kau kekasihku
Tapi kau buat luka hatiku
Aku tersiksa karenmu
Tercabik-cabik cintaku
Sungguh aku terlika karenamu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar